Begitu mendengar suara sirine tanda bahaya, Sunny dan teman – temannya melindungi kepala mereka dengan tangan dan tas, lalu berlindung di bawah meja. Momen itu terjadi saat 114 siswa dari 6 kelas Growing Kid School, Krembangan mengikuti simulasi tanggap bencana alam pada tanggal 12 Maret 2025.

Simulasi dan edukasi itu disampaikan langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya. Tak hanya gempa bumi dan angin pusing berliung, namun juga kebencanaan lainnya, meliputi kebakaran bangunan, lahan dan gedung. “Kami cukup rutin edukasi sadar kebencanaan ini, minimal sekali dalam 1 semester,” kata Assistant School Founder Growing Kid School Felycia. Dalam satu tahun ajaran, agenda tersebut dapat terselenggara hingga 4 kali pertemuan.

Menurutnya, sosialisasi dan edukasi itu merupakan investasi jangka panjang pada anak. Selain menumbuhkan kesadaran pribadi, juga memupuk kepedulian sosial. “Termasuk, kesadaran menjaga lingkungan sekitar. Karena semua saling terkait,” jelasnya. Dia menambahkan, proses sosialisasi itu juga melibatkan orang tua. “Saat pulang ke rumah diharapkan tercipta dialog dan transfer informasi tentang penanggulangan bencana. (zam/nor)


(Sumber: signature Jawa Pos