Anak Belajar Dari Cara Ia Diperlakukan

Setiap anak lahir dengan potensi bawaan yang diwariskan oleh kedua orangtuanya.  Potensi itu bisa berupa kecerdasan, kepribadian, daya tahan saat menghadapi tekanan, bakat, minat, dan lain sebagainya. Namun, ibarat bunga yang membutuhkan air dan pupuk untuk dapat mekar, maka semua potensi yang dimiliki anak tidak akan tumbuh berkembang bila tidak mendapatkan dukungan yang tepat dari lingkungan.

Dukungan lingkungan adalah dukungan yang dapat diberikan pada anak oleh orang dewasa di sekitar anak, baik orang tua, guru, pengasuh, saudara, siapapun yang dalam keseharian dekat dengan anak. Dukungan yang paling nyata dapat dilihat dari cara mereka memperlakukan anak.

Dorothy Law Nolte, Ph.D, seorang psikolog senior, mengungkapkannya dengan sangat inspiratif dalam puisi Children Learn What They Live More!

SEKOLAH SPESIAL

Menjadi orangtua adalah “sekolah spesial”, tanpa guru, dan tanpa batas waktu. Perlu terus belajar untuk menjadi orangtua yang lebih baik. Kenali kebutuhan anak, perluas wawasan, introspeksi, sharing dengan sesama orangtua, diskusi dengan profesional. Perlu pula terus beradaptasi sesuai dengan perubahan masa perkembangan anak, karena tantangan mengasuh anak akan berbeda dengan tantangan mengasuh si remaja, juga berbeda ketika orangtua kelak berperan sebagai kakek-nenek. Jangan lupa juga dengan tantangan terkini, yaitu perkembangan teknologi informasi dengan berbagai sisi plus-minusnya bagi anak, sehingga perlu disikapi dengan bijak serta diantisipasi dengan cermat oleh orangtua.

Walau dalam menjalankan peran sebagai orangtua terkadang melelahkan, namun kita tidak boleh menyerah, karena setiap anak berhak mendapatkan cinta kasih dari lingkungan yang hangat. Mengutip kata bijak dari Blessed Mother Teresa :

“Love begins at home, and it is not how much we do, but how much love we put in that action”

(Cinta berawal dari rumah, dan ini bukan masalah seberapa banyak tindakan yang telah kita lakukan, tetapi seberapa banyak cinta yang kita curahkan dalam tindakan itu).

Semoga kita semua dapat menjadi sumber cinta di dalam keluarga.

Yettie Wandansari, S.Psi., M.Si.,

Psikolog