Pernahkah Anda mendengar seorang ibu mengatakan “anak saya ini pemalu sekali berbeda dari saudaranya yang lain”. atau pernahkah anda mendengar seorang ayah berkata “anak saya tidak mau ikutan, karena dia penakut”. Pernyataan itu sepertinya biasa saja diucapkan tapi jika sampai ke telinga anak bisa berakibat fatal, membuatnya tak percaya diri dan mengganggu pertumbuhan jiwanya. Benarkah?
Labeling adalah sebuah sebutan/julukan yang diberikan kepada seseorang karena keadaan fisik atau perilaku orang tersebut berdasarkan pengamatan pribadi dari orang lain. Labeling ini sifatnya subyektif dan sangat personal. Misalnya: “Si Macho” karena fisiknya macho, “Si Dekil” karena penampilannya kotor/tak rapi. Dengan melabel anak, berarti kita memberi stigma kepada anak tersebut secara keseluruhan.
Di GKS, pengajar tidak diijinkan melabel anak didik. Jika anak telah terkontaminasi dengan label dari luar sekolah (lingkungan rumah tangga atau pergaulan) maka kami terapkan beberapa cara di kelas untuk mengatasi dampak labeling pada si anak.
Pendekatan Personal
GKS menyarankan kerjasama pendekatan personal oleh orang tua dan guru kelas. Pendekatan ini dilakukan terus menerus sampai si anak merasa nyaman dan mampu bercerita tentang kegiatannya selama di sekolah, dirumah atau di lingkungannya. Sementara itu, dirumah orang tua kami anjurkan untuk secara rutin berbincang dengan si anak tentang apa yang anak kerjakan dan rasakan.
Memotivasi Anak
Memotivasi anak harus dilakukan dari kedua pihak antara sekolah dan orang tua. Dirumah orang tua dihimbau untuk secara konsisten memotivasi anak. Sebelum berangkat sekolah dan malam hari sebelum anak beristirahat berikan cerita positif, pelukan hangat dan sampaikan kata-kata kasih sayang, misalnya: “kamu hebat hari ini” atau “mama bangga sama kamu nak”. Kalimat positif dan dukungan moral itu dapat meningkatkan rasa nyaman dan menumbuhkan kembali rasa percaya diri anak. Di kelas, guru akan memberikan perhatian ekstra salah satunya dengan memberi peran dan kesempatan melibatkan anak dalam kegiatan penting dikelas, seperti menyanyi di depan kelas, berpuisi atau berbagi peran dengan teman yang lain dalam melakukan tugas sekolah.
Reward Pujian
Reward tidak harus berupa barang kesukaan anak. Kata-kata apresiatif juga salah satu hal yang efektif mengubah anak pemalu menjadi lebih percaya diri. Salah satunya “good job/well done my son” diucapkan dengan tulus dan tatapan hangat kepada si anak saat anak menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Melissa Sylvania Wada, S.Pd.
Principal